Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Kematian merupakan hal yang mutlak dialami setiap makhluk hidup, dan memang selalu menyisakan misteri.
Tak ada orang yang tahu apa yang terjadi pada seseorang setelah ia meninggal dunia.
Serta tak ada satu makhluk pun yang dapat menghindar dari kematian.
Namun, ada beberapa hal yang dapat terjadi pada tubuh manusia meski ia telah tiada.
Berkat perkembangan ilmu pengetahuan, beberapa hal yang terjadi pada tubuh setelah meninggal dunia kini dapat terungkap.
Seperti hal-hal yang dirangkum TribunTravel.com dari laman Wittyfeed berikut ini.
1. Melahirkan saat sudah meninggal dunia

Dikutip dari laman Wikipedia, seorang wanita hamil dapat melahirkan bayinya meski ia sudah meninggal dunia.
Hal ini diakibatkan beberapa jenis bakteri yang menghasilkan gas.
Sehingga menyebabkan tekanan di dalam jasadnya, yang akhirnya mendorong bayi keluar.
Namun, peristiwa ini hanya bisa terjadi pada situasi yang tepat.
2. Kilatan cahaya saat ajal menjemput

Siapa saja yang memiliki pengalaman mendekati kematian kemungkinan besar akan mengingat saat di mana seluruh hidupnya melintas tepat di depan mata.
Menurut National Geographic, pikiran kita memasuki keadaan "hiper aktivitas saraf persepsi."
Pada intinya, keadaan ini berarti semua pusat indera seperti penglihatan, bahasa, dan sebagainya berangsur menghilang, namun otak masih memproyeksikan citranya.
3. Jasad dapat dibuat mumi
Saat jasad seseorang dilapisi seperti mumi, hal itu akan memperlambat proses dekomposisi.
Namun, ternyata mumifikasi juga dapat terjadi secara alami.
Jika jasad manusia terpapar suhu yang dingin atau terletak pada tanah alkali yang sangat asin, zat atau kondisi tersebut dapat memperlambat proses dekomposisi dan karenanya memumifikasi jasad itu.
4. Tubuh dapat mengerang bahkan setelah meninggal dunia

Seperti dikutip dari Men's Health, terkadang ketika dokter mencoba menyelamatkan nyawa pasien, mereka memompakan udara ekstra melalui mulut.
Sehingga udara terjebak di dalam, dan ketika orang lain, di kemudian hari, menekan paru-paru atau daerah perut, udara itu bisa menggerakkan pita suara dan menimbulkan suara erangan.
5. Organ vital pria dapat terpengaruh

Menurut Men's Health, ketika seorang pria meninggal dunia dengan cara tertelungkup, maka darah dapat terakumulasi pada organ vital, hal tersebut dapat memengaruhinya.
6. Jasad dapat 'meletus'
Menurut Vice, berkat adanya akumulasi gas di dalam peti mati, secara harfiah bisa tempat itu dapat berubah menjadi semacam 'pressure cooker'.
Hal ini bisa mengubah bagian dalam tubuh menjadi endapan.
Jika peti mati dibuka, maka jasad bisa benar-benar meledak.
Untuk menghindarinya, pilih peti mati yang memiliki ventilasi yang sesuai sehingga gas bisa keluar.
7. Berkedut atau mengejang

Saat seseorang meninggal dunia, otak masih hidup untuk beberapa saat dan mengirimkan sejumlah sinyal yang mengakibatkan beberapa bagian tubuh berkedut, menurut laman situs Men's Health.
8. Livor Mortis
Setelah meninggal dunia, jantung tak lagi berdetak.
Sehingga darah tidak dapat bergerak melalui pembuluh darah, dan menyebabkannya tersumbat.
Akibatnya, warna tubuh berubah menjadi keunguan dan perubahan warna ini disebut livor mortis.
9. Algor mortis

Algor mortis dalam definisi sederhana adalah berubahnya suhu tubuh yang menyesuaikan dengan suhu sekitar.
Saat jasad berubah dingin, itu disebabkan oleh algor mortis.
10. Rigor mortis

Menurut laman Wikipedia, rigor mortis adalah kekakuan jasad setelah kematian terjadi.
Saat tubuh mati, ia tidak lagi memiliki adenosine triphosphate (ATP) yang diperlukan agar otot-ototnya rileks.
Karenanya otot-otot pun berkontraksi, sehingga jasad menegang dan kaku.
11. Kuku dan rambut tampak tumbuh
Adalah mitos umum yang mengatakan rambut dan kuku seseorang masih akan tumbuh bahkan setelah meninggal dunia.
Yang benar adalah, menurut Medical Daily, kulit mengalami retraksi karena tubuh tidak memiliki kelembaban.
Hal ini membuat rambut dan kuku terlihat sampai ke bagian folikelnya.
Oleh karena itu keduanya tampaknya terus tumbuh.
12. Buang air kecil dan besar

Saat sekarat, otak juga ikut berangsur mati, dan karena itu tidak dapat mengendalikan respon-respon spontan pada tubuh.
Seperti, otot yang menahan perut yang menjadi lebih longgar, sehingga jasad pun masih bisa mengeluarkan kotoran dari dalam tubuh.
Yuk subscribe YouTube Channel TribunTravel.com