Breaking News:

Netizen Ini Ungkap Kejanggalan Kisah Pendaki Gunung Raung Hilang yang Ditemukan Meninggal

Sempat dinyatakan hilang, pendaki Gunung Raung ditemukan meninggal. Namun, netter ini justru ungkap beberapa kejanggalannya.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Sri Juliati
Antara
Kepulan asap dari Gunung Raung, Jawa Timur 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Sri Juliati

TRIBUNTRAVEL.COM - Pencarian seorang pendaki yang dikabarkan tersesat di Gunung Raung, Jawa Timur, memang sudah berakhir.

Pendaki bernama Zaki Putra Andika (23), ditemukan meninggal di bawah Puncak Tusuk Gigi Gunung Raung, Minggu (4/2/2018) sekitar pukul 12.49 WIB.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Eka Muharam mengatakan, korban ditemukan meninggal di tempat terakhir ia terpisah dengan rekannya.

Jenazah korban pertama kali ditemukan pemandu Gunung Raung yang bergabung dengan tim relawan.

Sebelumnya, mahasiswa asal Lamongan itu dinyatakan hilang sejak Kamis (1/2/2 018) siang pukul 13.15 WIB setelah terpisah dengan rekannya, Mohamad Sholahudin Qoyim (22).

Bersama dengan dua orang rekannya, Sholahudin dan Bayu Alfarizi (19), ketiganya sempat menginap di Basecamp Gunung Raung Dusun Wonorejo, Kalibaru, Banyuwangi, Senin (29/1/2018) sore.

Keesokan harinya, Selasa (30/1/2018) pagi, mereka mendaki dari Pos 1.

Bayu Alfarizi turun bersama pendaki asal Malaysia pada 1 Februari 2018 dan tidak melanjutkan pendakian karena kondisinya lemah.

Zaki dan Sholahudin tetap melanjutkan pendakian ke Puncak Sejati Gunung Raung.

2 dari 4 halaman

Selanjutnya, Sholahudin ditemukan dalam keadaan selamat di Pos 7 pada Kamis sekitar pukul 11 malam dan langsung dievakuasi.

Dalam keterangannya kepada sejumlah wartawan yang dilansir TribunTravel.com dari Kompas.com, Sholahudin berpisah dengan Zaki di bawah Puncak Tusuk Gigi pada Kamis siang sekitar 13.15 WIB.

Tepatnya, saat menuju perjalanan puncak Sejati Gunung Raung.

Dalam pengakuannya, saat itu, Zaki berbelok ke kiri.

Padahal, menurut Sholahudin, jalan yang dipilih Zaki tanahnya gerak dan batunya kecil-kecil.

"Menurut saya, yang benar itu belok kanan, tapi dia memilih belok kiri."

"Sejak saat itu, saya berpisah dengannya. Kondisinya saat itu hujan badai," ujarnya.

Sholahudin mengaku sempat mencari rekannya, tetapi hanya menemukan sandal Zaki.

Dia memutuskan turun ke Pos 7 karena tidak membawa ransum dan perbekalan untuk bertahan di atas.

"Makanan kami habis," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Namun, kisah tentang pendakian yang berakhir duka itu, belum berakhir.

Seorang warganet dengan akun Instagram @rm.tok mengungkapkan beberapa kejanggalan dalam cerita yang disampaikan korban selamat, Sholahudin.

Netter ini mengaku, jika dirinya bertemu dengan rombongan tersebut saat perjalanan menuju puncak Gunung Raung.

Kejadian yang ia lihat pun tak seperti yang dikisahkan korban selamat pada wartawan.

Berikut postingan warganet berakun @rm.tok selengkapnya, yang juga telah diunggah di beberapa akun pendakian gunung.

Kejanggalan pendaki hilang di Gunung Raung
Kejanggalan pendaki hilang di Gunung Raung (INSTAGRAM/mountnesia)

"Karna masih mengganjal dipikiran saya tntg berita di medsos,post sampai jelas!!!

S Z B mendaki ke raung tanpa peralatan yg lengkap ,tanpa tenda tanpa alat climbing menggunakan flysheet buat bivak dgn kondisi cuaca ekstrim sama saja bunuh diri..

Singkt aja lgsg ke topik

Kebetulan feeling sy tdk enk,sy minta ditinggal oleh rekan sy di batu besar dbwh tusukgigi n air saya kasihkan rekan sya yg otw ke puncak

saya seorg diri yg ketemu mereka di bawah tusukgigi

4 dari 4 halaman

B tidak naik karna takut akn jalur tanpa peralatan lengkap n menunggu di puncak Bendera

S n Z naik sampai ketemu sy dibwh tusukgigi dan meminta saya logistik n air.

tpi sya menyuruh mreka ambil di dkt batu lubang krn air sy sdh kasihkan k temen yg muncak,tpi mreka g ngambil.

Mereka tidak membawa apa2 hy bawa webbing yg dipinjami salah satu org yg ada di basecamp tpi lumayan pnjg n tdk dipakai sama skali n hy dipegang sja smpai ktemu saya dibwh tusukgigi n dia dgn enteng n tersenyum bilang "saya kesini g pake apa2 kok"

Kemudian naik n sy menyusul rekan*sy ke sejati krn sudah 2jam menunggu takut ada apa2 dgn rekan2 sya, tpi sya brtemu dgn Z duduk sendiri dbwh tusukgigi.

Dia ditinggal sama S yg melewati jln terlalu ekstrim ketusukgigi n Z merasa kesulitan melaluinya.

Hingga Z mengikuti sy kearah sejati n menanyakan apkah bisa ktusukgigi lwt sejati,karna dia ingin lwt jln yg lebih enak.

Sempat sya marahi krna dia mengikuti sya n mencar dgn temannya,lantas dia mau mencari temannya yg k tusukgigi,yg tidak membantu dia naik malah meninggalkan dia.

Sejak saat itu sy tidak tau lgi karna sy sudah melihat rekan2 sy sudah turun n sya mengejar rekan2 sya.

Kbetulan rombongan sya ktemu B n dipaksa ikut turun ke camp7 karna sudah menggigil.

Saat itu keadaan msh sore skitar jm 2-3an tpi cuaca kabut tebal disertai hujan n angin.

Hingga hampir 2 mlam S baru turun ke camp7 tanpa bantuan apa2 n siapa2 seorang diri tanpa Z.
Utk Z sudah 4 mlm ini.

S terlalu memaksa kehendak,sempat ditawari rekan untuk bareng tpi mreka menolak.

Tpi knpa berita mengambing hitamkan orang yg tak salah n Z adlh korban keangkuhan n keegoisan seorang teman.

Trkhir ktmu Z memakai celana jeans,jket jeans,sandal gunung.S memakai kaos,sarung tgn,sandl gng,syal," tulisnya.

Selengkapnya, traveler bisa membaca postingan @rm.tok di sini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Gunung RaungBanyuwangiZaki Putra Andika Persewangi Banyuwangi Banyuwangi Park Kupat Lodoh Sego Cawuk Suku Osing
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved