Laporan Wartawan TribunTravel.com, Sinta Agustina
TRIBUNTRAVEL.COM - Inflight meal atau makanan dalam pesawat selalu diberikan kepada penumpang entah dalam bentuk snack atau makanan berat.
Sejumlah maskapai penerbangan menyajikan inflight meal dengan rasa yang sulit diterima oleh lidah.
Hal ini dikarenakan kurangnya penggunaan bumbu karena lidah manusia saat berada di ketinggian akan terasa kelu.
Namun lain halnya dengan Singapore Airlines.
Maskapai penerbangan yang berbasis di Changi International Airport ini menyajikan inflight meal yang cukup lezat.
Ternyata kunci kelezatannya terletak pada penggunaan garam, merica, dan beberapa bumbu yang dapat mempertajam rasa makanan.
Dikutip TribunTravel.com dari Daily Mail, lingkungan dalam kabin pesawat dapat menumpulkan indera perasa, sehingga harus disiasati dengan penggunaan bumbu.
Menumpulnya indera perasa ini dikarenakan sistem pendingin udara yang membuat kelembaban udara berkurang sehingga menyebabkan mengeringnya cadangan lendir penumpang.
Hal tersebut kemudian yang menyebabkan penumpang sulit untuk merasakan rasa manis dan asin.
Masalah ini juga diperparah oleh kenyataan bahwa lingkungan yang bising juga mempengaruhi kemampuan seseorang untuk merasakan rasa manis.
Untuk menyiasatinya, penumpang dapat memanfaatkan bumbu sachet dan membawa sebotol kecil saus.
Cara lain untuk mengatasinya adalah dengan mengetahui makanan apa yang akan disajikan oleh maskapai penerbangan.
Karena semua makanan dalam pesawat dimasak saat pesawat mendarat dan dihangatkan kembali saat berada di udara.
Beberapa bahan makanan mungkin berkurang rasanya ketika dipanaskan, misalnya salmon atau daging yang harus mempertahankan kelembaban selama pemanasan.
Sementara jus tomat akan terasa lebih nikmat saat diminum dalam penerbangan, karena rasanya akan lebih terasa dibandingan dengan minuman manis lainnya.