Breaking News:

Lahang Sunda - Minuman Isotonik Khas Pasundan, Jangan Kelamaan Didiamkan Nanti Memabukkan

Wow, ternyata Bandung punya minuman isotonik yang nggak kalah menyegarkan. Eits, jangan didiamkan nanti bisa memabukkan lho.

staticflickr.com
Penjual Lahang 

Laporan Travel Writer, Yannu Priambodo

TRIBUNTRAVEL.COM - Minuman dingin pelepas dahaga pengganti cairan tubuh atau yang biasa disebut minuman isotonik memang sangat banyak manfaatnya.

Bicara soal minuman isotonik, minuman khas dari tanah Sunda ada yang punya khasiat sama dengan minuman isotonik dengan yang dijual di supermarket, lho.

Jauh sebelum minuman isotonik modern dibuat, minuman tradisional bernama "lahang" ini sudah lama ada.

Lahang tentunya tidak mengandung bahan kimia dan pengawet.

Minuman ini sangat populer dikalangan masyarakat Sunda.

Rasanya manis dan menyegarkan, sangat cocok dinikmati saat cuaca panas.

Ketika cuaca terik, tubuh akan mengeluarkan banyak cairan sehingga minum lahang bisa menggantikan cairan tubuh yang hilang.

Rasa manisnya alami tanpa tambahan gula, lho.

Soalnya, lahang berbahan dasar gula aren.

2 dari 3 halaman

Pembuatanya pun masih sangat tradisional yaitu dengan menyadap bunga jantan pohon aren.

Cara menyadapnya pun tidak boleh sembarangan.

Penyadapan harus dilakukan pada waktu terbaik, biasanya saat malam hari kemudian diambil waktu menjelang pagi.

Jika air aren didiamkan terlalu lama maka akan berfarmentasi menjadi cuka aren lalu menjadi tuak.

Jika sudah terlanjur menjadi tuak, minuman ini akan mengandung alkohol tinggi dan memabukkan.

Sayangnya, penjual lahang saat ini sudah sangat jarang dijumpai.

Kalau dulu, penjual minuman ini sering berkeliling di pinggir-pinggir jalan sekitar kota Bandung.

Beberapa waktu lalu, di Car Free Day (CFD) Dago ada penjual lahang, lho.

Kalau kalian beruntung, mungkin datang ke sana bisa menikmati lagi minuman tradisional ini.

Harganya tentu sedikit lebih mahal dari zaman dulu, sebab pohon aren saat ini sudah sangat jarang.

3 dari 3 halaman

Penjual lahang biasanya berjualan menggunakan lodong atau bambu untuk menampung air.

Ujung bambu yang bolong disumbat dengan sabut kelapa.

Merarik bukan?

Yuk, lestarikan kuliner tradisional!

Selanjutnya
Sumber: Tribun Seleb
Tags:
SundaDagoBandung Rabbit Town
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved